Bupati Bojonegoro perlu melestarikan dan mulai mengangkat adanya bukti Sejarah Peradaban leluhur

Bojonegoro Info.

Sejarah peradaban kuno di Indonesia, khususnya di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur, memiliki banyak bukti menarik yang mencerminkan keberadaan masyarakat yang telah lama mendiami daerah tersebut. Sabtu, (26/5/2025)

Salah satu Pemerhati sejarah dan peninggalan leluhur yang mengamati adanya peninggalan di kabupaten Bojonegoro adalah sebut, Mas bagus (Agus)

Selain pemerhati sejarah dan budaya leluhur (Sepiritual), Beliau merupakan penulis dan salah satu pembina di beberapa Ormas, diantaranya pembina Ormas MAI dan Progib.

Dalam penelitiannya selama beberapa tahun yang lalu, banyak ditemukan bukti bukti peninggalan leluhur yang tidak terurus dan rusak atau hilang,

Hal ini, menjadi keprihatinan dan beliau mengajukan kepada Bupati Bojonegoro H Setyo Wahono untuk mulai memperhatikannya, agar warisan sejarah di Bojonegoro tidak hilang dikemudian hari.

Menurutnya, selama ini pemerintah kabupaten Bojonegoro belum ada yang memperhatikan penanganan bukti peninggalan sejarah dan besar harapannya kepada Bupati sekarang akan mengukir sejarah baru sebagai tokoh yang pertama kali peduli mengangkat situs sejarah leluhur.

Mas Bagus (Agus) juga menyampaikan, “Dirinya bersama Tim pemerhati Sejarah dan budaya Leluhur yang selama ini telah meneliti siap mengemban tugas jika Bapak Bupati menunjuk untuk memulai pendataan peninggalan leluhur dan diharapkan adanya bukti sejarah tersebut akan menjadi salah satu tempat wisata – wisata religi di Kabupaten Bojonegoro nantinya”. Pungkasnya

Salah satu bagian terpenting dari warisan tersebut di Bojonegoro adalah situs pemakaman dan peninggalan budaya yang merupakan cerminan dari kepercayaan, tradisi, dan cara hidup masyarakat masa lalu, terutama era kerajaan jawa masa Hindu – Budha.

Adanya Pemakaman kuno dan peninggalan sejarah ini bukan hanya milik masyarakat lokal tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya bangsa yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Pertama-tama, pemakaman kuno di Bojonegoro menunjukkan struktur dan cara pemakaman yang berbeda-beda, mencerminkan ragam kepercayaan dan praktik budaya dimasa lampau.

Misalnya, beberapa situs pemakaman menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha, sementara yang lain mungkin menampakkan tradisi Islam.

Setiap situs ini memberikan wawasan mengenai dinamika sosial, agama, dan hubungan masyarakat dengan alam di masa lalu. Melihat dari sudut pandang antropologis, pemakaman kuno tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga sebagai simbol identitas dan sejarah komunitas tersebut.

Kedua, peninggalan arkeologis yang terdapat di situs pemakaman, seperti artefak bekal kubur, kerangka manusia, dan nisan, memberikan bukti material yang dapat digunakan untuk memahami kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.

Peninggalan-peninggalan ini berfungsi sebagai dokumen sejarah yang dapat membantu peneliti, sejarawan, dan masyarakat umum lebih memahami perkembangan budaya, teknologi, dan ekonomi pada waktu itu.

Sebuah temuan benda berharga di situs ini dapat menambah pengetahuan tentang cara hidup, perdagangan, dan interaksi antar kelompok masyarakat.

Namun, banyak dari situs pemakaman dan peninggalan ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Banyak di antaranya terabaikan, tidak terawat, bahkan ada yang rusak hingga hilang, akibat perubahan pengolahan tanah maupun pembangunan yang tidak mempertimbangkan adanya situs bersejarah tersebut.

Hal ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan perhatian dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi dan melestarikan warisan budaya ini demi generasi mendatang.

Tindakan yang perlu dilakukan termasuk inventarisasi situs-situs bersejarah, pengembangan program konservasi, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya leluhur.

Selanjutnya, pemerintah juga perlu melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengelolaan dan pelestarian situs-situs bersejarah ini.

Edukasi mengenai pentingnya warisan sejarah dapat membantu meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai budaya, sehingga masyarakat menjadi lebih peduli dan proaktif dalam menjaga situs-situs tersebut.

Selain itu, pemerintah juga dapat memanfaatkan situs pemakaman dan peninggalan budaya sebagai potensi pariwisata yang edukatif. Dengan demikian, tidak hanya warisan budaya yang dilestarikan, tetapi juga perekonomian lokal dapat terbantu melalui kunjungan wisatawan.

Akhirnya, perhatian khusus terhadap pemakaman kuno dan peninggalannya di Kabupaten Bojonegoro adalah suatu keharusan. Melestarikan situs-situs ini tidak hanya menjaga sejarah namun juga membangun identitas lokal dan nasional.

Upaya untuk mengangkat dan menghargai warisan budaya ini akan memberikan manfaat jangka panjang tidak hanya untuk masyarakat Bojonegoro namun juga untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pemakaman dan peninggalan sejarah ini tetap ada dan dikenal oleh generasi yang akan datang. (Red)

Referenses

Berman, M. A. “Conservation and Preservation of Historical Sites in Indonesia.” Journal of Indonesian Archaeology, 2020.

Sumarno, T. “Cultural Heritage in Bojonegoro: The Role of Local Government.” Indonesian Heritage Studies, 2021.  Wijayanto, A. “The Significance of Ancient Burial Sites in Javanese History.” Historical Perspectives on Indonesian Culture, 2019.

Raharjo, S. “Community Involvement in Heritage Conservation: A Study from Bojonegoro.” Indonesian Journal of Cultural Heritage, 2022.

Related posts
Tutup
Tutup